Thursday, December 3, 2015

Halo Oktober Tahun Lalu


Saya rasanya sudah tidak sebal lagi karena tidak bisa foto-foto dengan ‘adikmu’ tahun ini. Malah bersyukur. Kalau tahun lalu kita tidak foto-foto, kenapa tahun sekarang malah harus? Rasanya tidak adil untukmu. Lagipula tahun ini saya banyak di stand luar saja. Ditanya-tanya, diteror, dimarah-marah sama entah siapa, “Ini listrik gimana nih?” katanya. Rasa-rasanya pengen jawab, “Mas, saya gak punya listrik. Saya cuma punya nasi bungkus. Mau?” Untungnya saya tidak jawab seperti itu. Yah tidak masalah, saya juga tidak marah dibegitukan. Bagi saya itu hal itu sudah lewat begitu saja. Tidak sama dengan kamu  tahun lalu, setiap omongan orang jadi pukulan dan pelajaran. Jadi yah untuk apa? Untuk apa foto-foto dengan adikmu kalau berfoto denganmu saja tidak ada. Saya kan rindunya sama kamu. Mungkin bagimu tidak masalah, “Yaelah foto aja kali. Namanya juga momen happy-happy. Adik gue memang harus lebih keren dibandingin gue. Walaupun ketuanya gak ngebolehin gitu sih”



Yah mau gimana. Yang lebih keren memang adikmu. Tapi yang bikin jatuh cintanya itu kan kamu. Eaaa.



“Makanya Mbak. Minimal punya smartphone gitu. Biar bisa selfie-selfie sama nasi bungkus. Atau sama orang-orang yang minta listrik. Siapa tau jodoh”



Terima kasih Oktober tahun lalu. Kamu bukan hanya sekedar 'ada'. Kamu tetap yang paling membanggakan saya, yang paling membikin jatuh cinta hati saya. Ayo sama-sama kita putar lagi lagu daylight atau all of me pukul setengah tujuh pagi saat saya sedang menuruni tangga di podium penonton. Selamat menjadi kenangan!





Salam



Dari yang berlalu-lalang.





*Lagi gila bikin LPJ. Mangat!


No comments:

Post a Comment