Kata-kata diatas saya temukan di
tumblr-nya Mbak Prawita Mutia. Kalau Mbak Prawita Mutia alias Mbak Uti (begitu panggilannya, sama kayak
aku :3) ini nanya ke aku pertanyaan yang sama, mungkin aku jawab, kayaknya gak
kepikiran sampai kesana deh.
Yaelah trus kenapa postingan ini
sampai ada? =..=
Saya memang gak kepikiran untuk menghindari sapaan “Apa kabar?”
demi tidak berbohong dengan menjawab baik-baik saja. Tapi yang paling saya ingat
adalah—dulu—pada keadaan-keadaan tertentu yang bisa dikatakan keadaan yang
tidak baik, saya memang tidak bisa ditanya-tanya apalagi didesak dengan
pertanyaan semacam: “Ada apa?” atau “Kamu kenapa?” Wuah, bisa-bisa langsung meledak saya. Jika sekali saja ditanya,
apalagi dengan didesak-desak, maka makin kuat dorongan saya untuk merasa lemah,
lantas tak terbendunglah hujan dan badai
air mata yang merepotkan saya hari itu. Juga merepotkan bagi yang ‘sial’
bertanya. Padahal kalau tidak ditanya, saya masih akan tetap baik-baik saja. Masih bisa tertawa, masih bisa makan,
masih bisa belajar, bikin tugas, jalan-jalan. Masih bisa bersikap layaknya
orang normal, sejauh tidak ada yang
menanyakan pertanyaan sensitif tadi. Karena toh kita semua bertanggung jawab untuk bersikap normal dan
biasa-biasa saja pada orang-orang di sekitar kita, sekalipun gemuruh dan badai
sedang mengacaukan hati kita di saat yang sama. Ya ampun, kayak alay tersakiti
aja =..=
Nah seperti yang saya bilang tadi,
saya sensitif ditanya-tanya pada keadaan tertentu itu adalah dulu. Ketika saya masih abegeh dan masih
senang dengan hal semacam jatuh cinta sejatuh-jatuhnya, atau masih senang
menikmati patah hati sepatah-patahnya. Ketika masih belum bisa meredam berbagai
gejolak dalam hatinya. Sekarang juga
masih belum sih, masih belajar juga.
Kalau sekarang, selain karena
rasanya sudah tidak pantas lagi untuk merasakan berbagai perasaan
sedalam-dalamnya (seperti anak remaja), di sekitar saya juga sudah terlalu banyak
orang-orang yang saya sayangi, yang mendukung saya dengan berbagai cara. Dengan
senyumnya, dengan tawa dan lawakannya, dengan carut marut dan caci makinya
untuk bercanda dengan kita, dengan berjalan bersama kita, dengan tidak meninggalkan kita. Saya dikelilingi
orang-orang yang Tuhan bawakan kebahagiaan bersama mereka.
So, jika ditanya “Apa kabar?” Maka
jawabannya adalah: Aku baik-baik saja. Insya Allah, aku akan baik-baik saja. Sepanjang
Tuhan masih mempercayakan orang-orang ini berada di sekitarku untuk aku jaga
dan tanpa diminta mereka juga sudah menjagaku dengan
begitu baik.
As long as you are with me, there is no place I rather be.-Jess
Glyne ft. Clean Bandit
Terima kasih Tuhan atas Kau
hadirkan mereka yang baik hati ini. Yang mau repot-repot membagikan senyumnya,
membagikan hal-hal kecil namun manis pada kita, yang mau berbagi hal-hal tidak
masuk akalnya hanya pada kita, yang
mau diajak jalan kaki mengitari kampus dan kota, yang membagikan luka mereka
untuk sama-sama kita sembuhkan, untuk cinta, untuk rindu, untuk tawa, untuk
luka yang pernah ada. Terima kasih kalian sudah ada, dan aku tetap baik-baik
saja :)))
No comments:
Post a Comment