Saturday, October 25, 2014

jangankan untuk merasakan euforia



jangankan untuk merasakan euforia, untuk merasakan capek, marah, ingin nangis, atau sakit (secara fisik) sekalipun, saya merasa tak pantas. rasanya ada yang lebih pantas untuk itu, tapi mereka tidak melakukannya. atau tidak menunjukkannya.


sebagian ada dengan tulus bilang, "cukup tersenyum saja, itu sudah cukup membantu saya"

dan ada beberapa lagi yang menganggap saya bukanlah apa-apa.

"Tapi ada yang gak serius kan?"
"Jangan cuma menjadi orang yang berlalu-lalang..."

saya ingin sekali bangga atas hal ini. ini salah satu hal terbesar yang pernah saya kerjakan dalam suatu aspek. badan dan emosi saya remuk redam, tapi jauh di dalam hati saya sangat senang bisa melakukannya. saya juga berhutang banyak atas pemahaman dan kekayaan rasa yang muncul karena hal ini.  tapi sekali lagi, saya merasa tak pantas untuk bangga. bagaimana bisa bangga, kalau ada yang menganggap saya bukan bagian dari hal besar ini.

saya tidak tahu apa yang sedang saya perbuat dengan tulisan ini. saya bukanlah orang yang akan membicarakan hal yang terlalu pribadi di sosial media. tapi saya butuh menuliskannya sekarang. sekali lagi, saya butuh untuk menuliskannya. saya tidak berharap orang-orang terkait akan membacanya (kalau gitu kenapa gak sekalian aja bikin di facebook, atau nyindir nyinyir di twitter karena mereka berteman dengan saya dan saya bisa nyampah di timeline mereka dengan sengaja, kan? tapi bukan itu yang saya perbuat). ini blog pribadi. kalau orang membacanya, maka merekalah yang sengaja ke blog saya. ini murni untuk kepentingan saya sendiri karena saya sendiri tidak tahu akan kemanakan 'cerita' ini. menulis lah terapi yang paling tepat untuk membantu mendamaikan perasaan saya sendiri dan menjadikannya lebih baik.

semoga dapat dimaklumi.

No comments:

Post a Comment