Monday, February 9, 2015

Cerita Lama: Sepuluh Lima Pornoers Ngebolang 2012 (Pantai Air Manis)



Sebenarnya cerita ini udah lamaaaa banget. Pas hari-hari gue menjelang UN 2012. Tapi pas buka-buka file lama ketemu foto-foto lama juga, jadi kepengen nulisinnya buat postingan di blog. Pas lah momennya sekarang di saat anak SMA lagi panik-paniknya mau UN *ciee ciee yang bakal pisah sama gebetan… (́_̀)\('́'̀ )

Jadi hari itu kalau gak salah ada peringatan Maulid Nabi di sekolah. Aih  sekolah kami rajin sekaleee. Dimana sekolah lain memulangkan anak-anaknya jam 2 atau jam 3, kami dipulangkan jam 5. Dari kelas sepuluh udah begini malah -..- Dimana sekolah lain meliburkan anak-anak didiknya saat waktu libur, kami tetap disekolahkannya Щ(ºДºщ). Sekolah mewajibkan kami datang ke Masjid langganan kami di dareah Padang Pasir dengan ancaman bakal ambil absen. Tapi sebagai anak kelas tiga yang udah gak takut lagi sama nilai absen—karena nilai UN yang paling penting haha—yah banyak dari kami yang memutuskan tidak datang. Gue sendiri lagi di tempat bimbel dan banyak banget kawan-kawan gue disana.

“Mending belajar aja disini aja. Masih banyak belum ngerti nih” kata mereka. Sama deh. Toss lah kalau gitu :D

Nah pas lagi belajar kimia—masih ingat banget waktu itu tentang kesetimbangan aaaaaak kangen belajar IPA-IPAan :”” —Orien sms katanya belajar bareng di rumah Mine. Ternyata mereka pada ngumpul disana karena udah kompakan gak datang ke sekolah. Oalaaah.

“Ngapain kamu belajar sendiri disana? Mending kesini belajar sama kita.” katanya kira-kira begitu.

Walaupun tau belajar sama mereka gak bakal efektif—haha—banyak mainnya daripada belajarnya, gue memutuskan untuk langsung chao dan stop angkot ke rumah Mine. Soalnya kepikiran juga, belajar bisa tengah malam sendiri, tapi waktu untuk ngumpul sama mereka pastinya udah makin sempit menjelang UN ini :”

Sesampainya disana di luar dugaan gue, ternyata mereka belajar cukup serius. Gak banyak ngobrol dan ketawa-ketawa kayak biasa. Gue gak ingat sih mereka lagi belajar apa, kayaknya matematika deh -.- tapi keadaan seperti itu hanya berlangsung dua jam saja. Lama-lama butek juga kan. Kepala udah panas. Mata makin capek melototin soal dan hari sudah semakin panas juga. Udah stress sebenarnya Щ(ºДºщ)

“Udahlah dulu. Kita jalan-jalan dulu yok. Seputaran smanten aja satu kali, abis itu belajar lagi” kata Mine yang udah sebal duluan. Disusul sama Romi yang ikutan sebal. Soalnya udah tau pasti mobilnya yang bakal bertanggung jawab atas keinginan kami ini :3

Dan entah gimana rok batik gue robek gedeeee banget sampai untuk sementara dipentul-pentul dulu -..- Gue memang pake baju seragam muslim hari Jum’at dengan seragam rok batik hari itu. Bukan mau niat ke sekolah, tapi biar kemana-mana ongkos angkotnya murah. Anak sekolah ongkosnya kan cuma seribu :3

Karena niatnya cuma mau jalan-jalan 10 menit aja, kami tidak membawa apapun. Tas dan dompet kami tinggalkan di rumah Mine. Mine pun masih pake baju rumah bangun tidur tadi pagi dan ngakunya malah belum mandi -.-

Sebenarnya dari rumah Mine ke Smanten itu dekat, satu blok jalan yang bisa tembus ke jalan di sebaliknya. Tapi karena Tipong (Tiva) katanya mau ikut,  kami jemput Tiva dulu ke Gunung Pangilun. Kami putar arah dan makin jauhlah kami dari Smanten -..-

Setibanya di rumah Tipong, Tipong kaget karena pas kami datang langsung meminta ini itu tanpa punya rasa malu hahaha. “Eh.. eh.. kalian mau ngapain ini?!” katanya panik campur bingung. Ada yang minta jarum pentul, ada yang minta air dingin, ada yang pinjam kipas angin, ada yang mau pinjam celana training (gue). Berhubung itu rok udah robek parah, gue pinjam celana trainingnya dulu sebentar. Kan juga di dalam mobil aja nanti, gak bakal keliatan. Kenapa gak pinjam rok batik Tipong aja? Ketimpangan ukuran badan kami yang sangat jauh ini sudah menjawab dengan baik -..- Urusan pulang ke rumah dengan rok, itu urusan belakangan. Yang penting pakai sesuatu dulu untuk bawahan hahahaha :D

Beres urusan di rumah Tipong kami pun langsung cus jalan lagi.

Pas kami sampai di Jati (udah dekat Smanten), Ghina lapor kalau dia masih di tempat bimbelnya habis belajar, di Nurul Fikri daerah Tan Malaka. Yasudah kami jemput lah Ghina kesana dan simpang jalan Situjuh untuk ke Smaten kami lewatkan begitu saja, langsung lurus sampai ke daerah Tan Malaka.

Ketemu Ghina, mobil berjalalan lagi. Kami pun bingung karena Smanten udah jauh tertinggal di belakang. “Jadi mau pergi kemana nih?” kata Romi sambil terus membawa mobilnya tanpa tujuan.

Setelah berdisikusi cukup lama dan gak ketinggalan pake ribut, kami memutuskan untuk ke PANTAI AIR MANIS! Itu looh pantainya batu Malin Kundang. Yang gak tau Malin Kundang, maaf-maaf saja. Mungkin anda kurang gaul (˘o˘)

Keputusan destinasi yang nekat sebenarnya, karena Pantai Air Manis itu cukup jauh. Jalannya harus mendaki sebuah bukit kecil dulu, dibaliknya baru bisa ketemu Pantai Air Manis ini. Dan berhubung, ingat kan tadi, kami cuma bawa semua yang melekat di badan tanpa membawa tas dan dompet ataupun uang lebih. Gue sendiri cuma bawa sisa-sisa ongkos angkot yang kebetulan ada dalam saku rok batik tadi.

Perjalanan berlangsung menegangkan saat mendaki dan menurun bukit, karena jumlah penumpang yang berlebih dan berat badan-badan kami yang seksi ini—haha—sehingga mobil Romi udah overload sebenarnya. Takutnya pas mendaki mobilnya gak kuat dan mundur ke belakang, dan pas menurun malah cus meluncur begitu saja. Kami yang cemas-cemas lucu pun membaca berbagai macam doa di dalam hati. Semua doa yang kami bisa, mulai doa naik kendaraan, doa perjalanan, doa tolak bala sampai doa mau makan dan mau tidur pun diucap -___- Serius ngeri banget untuk ukuran perjalanan mendadak tanpa persiapan.

Lebih parahnya kami baru menyadari kami gak bawa apa-apa itu saat setibanya di Pantai Air Manis saat kami dimintain uang lima ribu per kepala untuk masuk kawasan ini. Barulah panik dan mencari setiap selip-selipan uang di saku-saku, siapa tau cukup. Entah siapa nyeletuk, kayaknya Priska deh.

“Aduh. Pea ini badannya bisa dilipat-lipat gak, disembunyiin dimana gitu, biar kepalanya gak dihitung hahaha”

Woalaaah kampret! (҂ □′)

Alhamdulillah selembar seribu demi seribu sampai uang lima ribu (nominal tertinggi yang kami punya saat itu) terkumpul dan cukup untuk membayar retribusi tadi.

Di pantai gak tau mau ngapain tapi udah sampai disana hati kami pun senang-senang saja :3 Yah mau ngapain lagi kalau gak kejar-kejaran ombak atau teriak-teriak. Sebenarnya gue takut pantai, tapi berhubung perginya sama anak-anak ini yasudah gue pun senang-senang aja. tentu saja gak lupa foto-foto. Lupakan saja wajah kami yang berminyak-minyak dan lusuh sehabis perjalanan dadakan ini. Foto-foto terus gak peduli batu Malin Kundang-nya ada dimana dan gak peduli apakah Malin Kundangnya mau ikutan apa nggak -..-

tetiba udah pepotoan aja -..-

hei Priska benar-benar menutupi seluruh badanku -..-


chibi. yeah


pornoers ranger!
 ini gue yang ngambil foto, pas minta formasi ini lagi, mereka dengan sengaja bubar Щ(ºДºщ)

tipong!

mine dan fadli :3

mine, priska, ghina, pea, orien, fadli


yeah tipong dan baju endorse bimbel GAMA-nya :D



Ghina.

mine, fadli, orien. gak tau suka banget yang ini :3

pasukan belakang yang paling berdesakan

gue sampai dipangku tipong dan orin -..-


Mama Priska dan Papa Romi :3 Priska yang paling lega di depan sama romi.
Di tempat kami berhenti ada kayak ‘sungai’ sangat dangkal dan tipis gitu. Kayaknya ada mata air dari pantai itu sendiri juga dan mengalir ke ke laut. Sotoy banget sih -..- Gue berdiri di tepian sungai tadi (tanah pasirnya agak tinggi sejengkal dari aliran air ‘sungai’nya) dan nyobain melewati aliran tadi. Nothing special sih haha. Aliran airnya kecil banget dan gak berasa apa-apa. Sayangnya pas Priska coba berdiri di tepian tempat gue berdiri tadi, tanah pasirnya langsung ambruk dan Priskanya jatuh hahahaha. Kami langsung buru-buru ngejar nolong Priska sambil ketawa-ketawa.
Paling kiri kaki Priska tempat dia jatuh, kemudian Fadli, dan Orien
“Tadi pas Pea berdiri disitu gak jatuh kok tanahnya” protes Priska

“Iyaaa.. itu kan Pea. Liat badan cuma segede apa. Yang ini kan kamuuuu” balas Orien tak berperasaan.

Kami berdua sama-sama tersinggung -..-

 Oya kasian banget Ghina sepatunya yang tadi baik-baik saja setibanya disana langsung ancur minah seketika. Gak tau kenapa .-.
menyedihkan sekali :(

biar ancur, yang penting eksis :)
Puas (atau capek kali ya?) main di Pantai kami kembali lagi. Kalo pas bagian ini gue gak ingat lagi kami pada kemana. Kalo gak salah ada yang ngajakin makan dulu tapi ingat dengan uang kami yang habis di Pantai Air manis tadi dan tampang kami yang sudah tidak mendukung, kami balik lagi aja ke rumah Mine. entah belajar lagi entah pulang ke urusan masing-masing. Tapi yang penting hari itu jalan-jalan ngebolang tanpa persiapan dan segala macam kejadian hari itu benar-benar warming heart banget :” Aduuuh pengen balik aja ke SMA :”
Selamat Jalan Sepatu Ghina :( Semoga diterima di sisi-Nya :(

Semoga lain kali kita bisa ngebolang lagi ya Pornoers Sepuluh Lima :D Dengan persiapan dan destinasi yang lebih mantap tentunya. Oya dengan formasi lebih lengkap juga pastinya. Yang ini sih cuma sebagian karena dadakan aja .-. Aih, yang sederhana begini saja sudah sangat menyenangkan. Tapi gimana pun kondisinya, selama masih sama kalian pasti selalu seru dan menyenangkan. Love you :* (ɔ ˘˘)~

minus Tipong yang ngambilin foto
NB: PORNOers itu sebutan untuk anak-anak kelas sepuluh lima kami. Nama kelasnya PORNO. Iyaa, emang PORNO gak pake tambahan lain (‾‾). PORNO Kepanjangan dari Perkumpulan Orang Numero Uno. Hahahaha it’s sounds toooo 2010’s, rite? Yang paling penting kami masih bertahan sahabatan SEKELAS walaupun udah sampai sejauh ini. Semoga kita semua tetap sehat dan sukses ke depannya. Again, Love You Pornoers :**

No comments:

Post a Comment