Friday, March 21, 2014

Dari Kabut, Untuk Kamu, Oleh Aku

1. hei kabut
tahukah kamu bahwa
tak ada apa-apanya sesak yang kau berikan pada
paru-paru lemahku karena
ada seseorang jauh disana
 yang lebih menyesakkanku
lebih dari setiap helaan nafas di dadaku
lebih dari setiap inchi aliran darah dalam nadiku
lebih dari setiap
detak jantung bertensi rendahku


maka usahlah kau berbangga
kau tidak ada apa-apanya

seujung angin pun kau tak ada apa-apanya

2. hei kamu
sampaikah kabut jahat itu padamu?
semoga angin pantai selalu mendamaikanmu
membelai lembut setiap anak-anakan rambutmu
dan turut meneduhkan hari-harimu yang
bahkan aku tak tahu lagi sudah seperti apa rupa-rupanya
semoga tanah berpijak juga
mencintaimu
mejagaimu untuk setiap arus maju langkah kaki dalam
sepatu lusuhmu

3. aku
kuat. selalu kuat.
tak lekang oleh kabut, tak lekang oleh kamu
bahkan sesak itu sepele saja
aku mainkan remote tv seraya
menatap dengan mata cemooh pada potongan berita kasus farhat abbas
dan sederhana saja, selesailah perkara. aku akan lupa
walaupun saat malam semakin menggumpal
boleh jadi aku diganjar
tak ada jatah tidur bagiku
karena tak sampai cerdas mekanisme pernapasanku
karena kamu
oleh ingatanmu yang bahkan
tak (lagi) mengenali jasadku


Pekanbaru, 21-3-2014
22.42


No comments:

Post a Comment