1. hei kabut
tahukah kamu bahwa
tak ada apa-apanya sesak
yang kau berikan pada
paru-paru lemahku karena
ada seseorang jauh disana
yang lebih
menyesakkanku
lebih dari setiap helaan
nafas di dadaku
lebih dari setiap inchi
aliran darah dalam nadiku
lebih dari setiap
detak
jantung bertensi rendahku
Friday, March 21, 2014
Thursday, March 20, 2014
Lagi (Sok) Sibuk di Maret dan April ~(˘▾˘)~
Waaaaa
gila bener-bener. Bulan Maret ini gila banget. Banyak banget man yang pengen
gue ceritain sekarang tapi gak bisa gue rinci satu-satu. Soalnya banyak banget kegiatan
dan kejadian yang gue alami akhir-akhir ini. Baik yang gue sengaja preparing-nya dalam ‘agenda’, maupun
yang sifatnya mendadak CLING!! tiba-tiba saja gue udah terlibat dalam kegiatan ini-itu
disana-sini. Pokoknya gue sibuk banget sebulan dua bulan ini. Mendadak gue
merasa menjadi wanita karir sukses yang eksistensinya tidak diragukan lagi *merasa keren *digampar.
Labels:
acara,
curhat,
fekon,
kesehatan,
sharing,
sosial,
wish
Posted by
Journal Pea
at
11:05 PM
1 comment:
Monday, March 10, 2014
Ngomong-Ngomong Soal Migrain
Haaai kamu, kamu, dan KAMU! yang sedang baca :D Selamat datang
kembali di blog yang penuh berkah dan kasih sayang ini. Semoga kamu, kamu, dan KAMU! juga selalu penuh berkah dan kasih
sayang juga yaa. Amin :3 Yang jomblo biar cepet punya pacar. Yang punya pacar
biar cepet putus. Biar bisa gantian sama yang jomblo. Kasian yang jomblo belum
dapat giliran muahahaha *dikepret.
Baydewey, udah dua mingguan gue balik ke dunia perkuliahan dan kehidupan
anak kos yang happily ever after. After dapat duit kiriman pastinya .—.
Rutinitasnya sih gak banyak berubah. Paling-paling berangkat kuliah—organisasi—menghirup asap pekanbaru—pulang—belajar—kelaparan—tidur. Well buat anak kos, tidak ada penunda lapar paling ampuh selain
tidur. Jadi
kalau laper pas belajar malam, gak usah panik. Laparnya dibawa tidur dan
makannya dirapel besok pagi sama sarapan. Selain hemat, praktis lagi buat yang
mau diet. *professional advice
Beberapa waktu yang lalu, adek-adek gue yang kinyis kinyis itu smsin gue,
bilang kalo mereka kangen.
Tuesday, March 4, 2014
Post-It Quote: Tere Liye—Jadilah Seseorang Yang...
Jadilah
seseorang yang: “Aku akan tetap menunggu. Tidak peduli kau datang atau tidak”.
Untuk
seseorang yang: “Aku akan pasti datang. Tidak peduli kau tetap disini ataupun
tidak”
(Tere
Liye)
Sunday, March 2, 2014
Dek Masih Nio Bakawan, Makonyo Awak Manjauah
“Dek masih nio bakawan, makonyo awak manjauah, makonyo
awak jago jarak”
Ini
gue tulis dalam bahasa Minang (Padang) yang artinya kira-kira begini:
“Karena aku ingin
tetap berteman denganmu, oleh karena itu aku menjauh, aku jaga jarak…”
Gak persis begitu
sih artinya. Karena gaya bahasa daerah kalau
diartikan ke bahasa Indonesia malah akan terdengar lebih kering dan berkurang
maknanya. Jadi kalau ingin mengerti suatu bahasa daerah adalah dengan mempelajari budayanya,
gaya bahasanya, norma dan nilai dalam bahasa daerah tersebut. Menerjemahkan
satu kata per satu kata ke dalam bahasa Indonesia sih boleh, tapi gue rasa kurang efektif. Gak ngena
gitu makna kalimatnya. Makanya gue suka malas banget kalau ada yang nanya arti
lagu Minang ke gue. Gue bisa mengartikan kata per kata, tapi gue gak bisa
menerjemahkan gaya bahasa dan idiom Minang secara tepat ke dalam bahasa
Indonesia. Kalau dalam bahasa Minang lirik (atau suatu
perumpamaan) bisa indah dan kuat maknanya, setelah diartikan ke Indonesia malah
jadi “ini—kalimat—apa—banget—deh”.
***
Terlepas dari masalah
terjemahan bahasa, gue lagi gak—tau—ini—kenapa—sebabnya. Gue gak bisa
menjelaskan secara detail duduk permasalahnnya. Karena akan terlihat jelas
siapa atau apa yang gue bicarakan. Dan gue gak mau menyinggung ataupun melukai
hati siapapun dengan tulisan gue. Tapi paling tidak gue ingin berbagi apa yang
gue rasa sekarang, karena gue harap dengan menulis, beban yang gue rasa bisa
sedikit terlepas.
Well ini tentang seorang teman. Gak usah lo tanya dia cewek atau cowok. Karena kalau udah anggap temen, it’s gotta be universal ‘treat’, nyaris gak ada perbedaan perlakuan gue dengan mereka yang cewek atau cowok. Kecuali yang sifatnya fisik tentu saja.
Sehubungan dengan quote tadi, pernah gak sih ngerasa, terkadang untuk menjaga sesuatu agar tetap tinggal di sisi
kita, maka yang kita lakukan adalah melepaskannya. Maka itulah yang gue lakukan
sekarang. Untuk tetap dekat dengan dia, untuk tidak kehilangan dia, maka gue
harus jaga jarak dan menjauh pada batas yang sewajarnya. Gue gak mau dia yang
menjauh dari gue, jadi ada baiknya ada gue ambil langkah terlebih dahulu. Gue lah
yang menjauh dan menjaga jarak.
Subscribe to:
Posts (Atom)