Tuan, di kota penuh mimpi ini
kita sama-sama sudah mati
ingatkah kau saat malaikat pencabut nyawa berkali-kali ingin
menyinggahi
namun katanya dia sedang sibuk menjemput
orang-orang laknat semacam kita yang
mengiba-ngiba meminta detik yang tak seberapa
karena, Tuan...
jantung kita yang menyusut dan
jasad kita yang mendingin
ingin diberi tahu seperti
apa rasanya dihidupkan sebuah perasaan yang
membuat penasaran akan
guncangan detakan, jika ia tersampaikan
Tuan, kematian tidaklah seberapa jika
dibandingkan kematian yang dulu kita buat-buat dalam adukan
kopi yang tak pernah kita hirup berdua
dan kita biarkan mendingin sia-sia
dan kita biarkan mendingin sia-sia
Tuan, malaikat sudah menunggu
sudikah kiranya kau bicara?
kata-kata terakhir untuk kita (?)
No comments:
Post a Comment