Thursday, November 12, 2015

Sekali Lagi


Karena barangkali kita belum pernah bertemu
Lantas bolehkah aku bertanya
Siapakah dirimu?

Kepada angin yang menjatuhkan daun kau kutanyai
Kepada asap yang menyelimuti kotaku, barangkali kau tersembunyi
Kepada hujan oktober kau selalu aku rindui

Lantas siapakah dirimu?


Dalam rangkaian kata dan sela-sela huruf kau kucari
Dan di dalam doaku pada Tuhan, semoga kau dapat kutemui
Tidak harus sekarang
Boleh jadi nanti
Saat semuanya terang dan kesabaran kita akan menang
Berharap jarak lah yang akan menjaga kita
Dan waktu lah yang menjawab seberapa jauh kekuatan kita

Dan untukmu
Selamat musim hujan, rinduku
Tak ada alasanku untuk mencintai hujan selain dirimu
Yang kehadirannya disambut megah meriah
Oleh tumpahan rahmat dari langit yang beku
Dan kilat cahaya yang memejamkan mataku

Selamat musim hujan, rinduku
Sudah berapa musim hujankah umurmu?
Semoga Tuhan selalu melindungi tanah tempatmu berpijak
Menjauhkanmu  dari segala keburukan, menjauhkanmu dari rasa cemas dan sedih
Membahagiakan setiap detik dan detak hidupmu
Menguatkan kaki yang rapuh akan rasa penat
Memantapkan setiap langkah-langkah yang penuh tekad

Selamat musim hujan, rinduku

Semoga Tuhan menyabarkan hati kita yang perih merindu
Karena ternyata kita (belum) pantas untuk saling merindu


Salam,
Yang (semoga) tabah merindukanmu


anak musim panas


Payakumbuh, Oktober 2015
dalam merindu hujan dan sedang lari dari asap


Postingan 2014 yang sebelumnya: Selamat Musim Hujan!

No comments:

Post a Comment