Baiklah. Saya benar-benar terbayang apa yang ada di kepala-orang-orang
jika seorang calon sarjana berencana akan bekerja di rumah.
“Yaelah
bekerja di rumah. Bilang aja cuci piring, gitu”
“Bekerja di rumah? Maksudnya belum dapat kerjaan?”
“IPK-nya rendah kali, makanya gak
keterima dimana-mana.”
Dan masih banyak jawaban-jawaban sumbing lainnya yang
kalau dicuekin, orang yang ngomong jadi tersinggung. Tapi kalau mau ditanggepin,
khawatirnya telinga kita yang tersinggung. Dan jawaban seperti
itu sudah tidak up-to date lagi. Mengapa?
Karena itu jawaban yang dilontarkan jika kita masih hidup
di zaman 80-an, dimana menjadi pegawai pemerintah ataupun karyawan di
perusahaan swasta menjadi tolak ukur seseorang sudah mendapatkan pekerjaan atau belum. Kalau belum jadi PNS,
guru, atau karyawan, artinya belum dapat pekerjaan. Kalau belum dapat
pekerjaan, artinya menganggur. Dan istilah bekerja di rumah tidaklah dianggap
sebagai ‘pekerjaan’ yang sesuai dengan pandangan umum. Can you
imagine how ‘yesterday’ that thought?
Atau jika masih
berorientasi pada pola pikir lama seperti yang saya tuliskan sebelumnya di
atas. Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa bekerja sebagai PNS atapun
pekerjaan kantoran dan pekerjaan umum lain adalah pekerjaan yang tidak lebih baik.
Pekerjaan apapun selama jalannya halal, tetaplah pekerjaan yang baik. Tidak peduli
itu pekerjaan kantoran atau rumahan, pakai seragam ataupun dasteran. Termasuk untuk
bekerja di rumah yang sering dipandang sebelah mata. Dan bekerja di rumah,
apapun bidangnya selama bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dari segi
finansial, tetaplah namanya sebuah pekerjaan, dan itu tetap layak untuk diapresiasi.
Sebagai calon
sarjana yang lagi mau skripsi *uhuk,
saya sudah merencanakan banyak hal. Salah satunya adalah pekerjaan saya di masa
yang akan datang setelah perkuliahan selesai nanti. Lantas apa yang sebenarnya paling saya
inginkan saat bekerja?
Saya menyadari bahwa
yang paling saya inginkan adalah saya menikmati pekerjaan tersebut dan
profesional di bidangnya. ‘Follow your
passion’ sedang jadi trend saat-saat ini. Bekerja di perusahaan swasta? Sepertinya
menjanjikan. Tapi entah kenapa itu juga membosankan bagi saya. Saya tidak suka
terkekang rutinitas yang begitu-begitu saja. Bagaimana kalau saya hanya terpaku untuk bekerja pada sebuah ruangan yang
bahkan tidak mendukung mood saya untuk bekerja lebih optimal. Bagaimana jika
tiba-tiba untuk mendapatkan ide yang lebih cemerlang saya perlu ruangan khusus
atau justru perlu memasak sesuatu terlebih dahulu untuk membuat me-refresh pikiran saya? Uh, bagaimana jika
saya tidak suka susunan kursi atapun bentuk meja yang saya dapatkan nanti? Bukannya
tidak bersyukur sih, takutna salah fokus. Harusnya saya fokus pada pekerjaan
yang dikasih si Bos, malah saya sibuk memikirkan hal yang sebenarnya penting
bagi saya, karena menganggu dan perlu diperbaiki.
Apalagi karena
menulis adalah salah satu yang menjadi bagian diri saya yang tidak bisa saya
lepaskan. Sudah rahasia umum, jika sudah terbiasa menulis, idenya bisa datang
kapan saja dan tergerak untk menuliskannya pun bisa datang kapan saja. Jika tidak
segera dituliskan maka ide-ide tadi hanya akan menjadi dialog yang singgah
sebentar di kepala. Baiklah saya bisa mengutamakan pekerjaan utama di kantor
secara profesional, tapi tentu saja harus ada yang dikorbankan. Waktu saya
untuk menulis akan saya kesampingkan sampai ada waktu luang. Waktu luang lah yang sulit sekali didapat oleh
karyawan kantoran, apalagi waktu luang yang fleksibel.
Kemudian saya merasa
akhir-akhir ini saya lebih tertarik pada art
and design. Sekalipun itu bukan kemampuan utama saya, tapi saya tahu bahwa
saya menyenangi kombinasi warna dan bentuk, senang sekali menyusunnya, dan jika
stress sekalipun dengan disain, saya senang dengan keadaan stressnya. Dan satu
lagi, saya menyukai deadline di bidang kreatif yang dikejar-kejar dan diburu waktu. Keren sekali bawaannya.
Jika seperti itu sifat
saya, maka bekerja di rumah sebagai creativepreneur profesional bisa menjadi
pilihan saya ke depannya! Karena saya memutuskan untuk profesional, maka saya akan total disini, akan menjadi workaholic sekalipun di rumah sendir!
Apalagi melihat
perkembangan yang ada, dunia kreatif sedang menjadi sorotan banyak pihak untuk
dijadikan komoditi yang mempunyai nilai jual. Dan dunia art and design termasuk bidang yang sangat luas yang dapat mencakup
kemana saja. Yang saya tekankan disini adalah pola pikir disainer-nya yang luas
dan dapat menyentuh berbagai bidang. Katakanlah seperti perancang konsep event
organizer, wedding organizer, disain interior, ataupun detail-detail ruangan
yang butuh disain khusus. Semuanya adalah pekerjaan di bidang kreatif yang butuh
sentuhan art and design. Pekerjaan seperti
itu dapat saya kerjakan di mana saja, termasuk di rumah.
Ada beberapa point
penting mengapa bekerja di rumah bisa menjadi sangat menyenangkan. Pertama,
rumah bagi saya adalah salah satu tempat paling nyaman untuk diri dan keluarga
kita. Kita bisa membawakan suasana nyaman rumah sekaligus untuk ‘kantor’ kita dan menjadikannya pemicu atmosfer bekerja
yang baik. Ini akan mendukung pekerjaan saya untuk mendisain yang notabene
butuh suasana yang nyaman dalam pengerjaannya.
Kemudian waktu akan
sangat fleksibel. Dan kita bisa membagai semau kita kapan untuk rumah, dan
kapan yang untuk bekrja. Kita bisa menselang-selingi waktu untuk memasak kemudian
membuat konsep disain. Ketika saya lelah, saya bisa istirahat tidur siang dan
ketika saya tiba-tiba punya ide jam dua pagi sekalipun, saya bisa melaksanakan
pekerjaan saya.
Dan memasak! Saya termasuk
orang rumahan yang lebih suka keluarganya makan di rumah daripada makan di
luar. Dan saya suka sekali bisa memasakkan seluruh anggota keluarga saya.
dengan bekerja di rumah, akan lebih memungkinkan hal ini dapat terjadi sesuai
dengan jadwal-jadwal makan di keluarga. Boleh jadi, ini bisa menjadi lahan bisnis
yang baru. Saya bisa membuka bisinis bakery misalnya? Hehe.
Menulis pun juga
akan dialokasikan waktunya disini. Saya sudah lama bercita-cita ingin mempunyai
buku yang saya tulis sendiri. Dan kapan pun idenya datang, saya siap untuk
mengeksesekusinya kapan saja. Saya tidak perlu ribet menyimpan ide di saat saya
harus berkutat pada pekerjaan wajib yang datang dari orang lain.
Dan yang paling
menyenangkan bagi saya adalah saya bisa menjadikan rumah sebagai kantor ‘profesional’
yang sangat fleksibel! Saya tentunya akan menentukan ruangan tertentu yang akan
menjadi tempat saya bekerja alias ‘kantor’ saya. Dan saya bisa mendisainnya sesuka
hati saya, sesuai dengan keinginan saya. Disain suatu ruangan benar-benar bayak
pengaruhnya untuk mood saya dalam bekerja. Untuk hal ini saya diinspirasi oleh
salah satu fashion blogger, Diana Rikasari yang mendisain salah satu ruangan di
rumahnya menjadi ruangan kerja yang sangat nyaman dan cheerful. Mudah-mudahan
saya rumah yang dimana mempunyai ruangan kerja yang dapat saya disain sendiri nantinya.
Amin :D Kita bisa mendisain ruangan sekaligus menumbuhkan dan menstimulus
ide-ide untuk pengerjaan konsep disain disini. Tidak terbayang jika ‘ruangan kantor
orang lain’ yang harus digunakan untuk dihias dan di-cheerful-kan.
Saya belum sempat
membaca “Sukses Bekerja Dari Rumah” karya Brilyantini. Tapi buku ini
benar-benar menarik perhatian saya yang memang sedang tertarik pada
home-creativepreneur. Pastinya akan banyak sekali panduan dan tips yang
bermanfaat yang bisa saya terapkan dari buku ini. Karena katanya penulis buku
ini sudah menerapkan bagaimana efektif dan efisiennya bekerja dari rumah. Tidak
hanya pemilihan ide pekerjaan, tapi cara mengelola pekerjaan tersebut, baik dari
segi waktu, finanasial, keluaraga dan lainnya. Buku ini akan sangat bermafaat
bagi kita-kita yang memang sedang atau akan mempersiapkan diri untuk
home-preneur. Penasaran banget sama buku ini dan tidak sabar ingin
mempraktekannya.
Semangat yaa buat
kamu-kamu yang ingin home-preneur! Ingat pendidikan tinggi tidak hanya dibutuhkan
oleh orang kantoran, tapi untuk orang yang kerjanya juga dasteran :))
Kalau orang lain bisa membuat pesawat NASA, kenapa jika hanya
untuk bekerja di rumah, kita bilang tidak bisa? (yang relatif lebih mudah
daripada membuat pesawat NASA)
No comments:
Post a Comment