Friday, May 8, 2015

Workaholic For Creative-Homepreneur



Baiklah. Saya benar-benar terbayang apa yang ada di kepala-orang-orang jika seorang calon sarjana berencana akan bekerja di rumah.

Yaelah bekerja di rumah. Bilang aja cuci piring, gitu
“Bekerja di rumah?  Maksudnya belum dapat kerjaan?”
 “IPK-nya rendah kali, makanya gak keterima dimana-mana.”


Dan masih banyak jawaban-jawaban sumbing  lainnya yang kalau dicuekin, orang yang ngomong jadi tersinggung. Tapi kalau mau ditanggepin, khawatirnya telinga kita yang tersinggung. Dan jawaban seperti itu sudah tidak up-to date lagi. Mengapa? Karena itu jawaban yang dilontarkan jika kita masih hidup di zaman 80-an, dimana menjadi pegawai pemerintah ataupun karyawan di perusahaan swasta menjadi tolak ukur seseorang  sudah mendapatkan pekerjaan atau belum. Kalau belum jadi PNS, guru, atau karyawan, artinya belum dapat pekerjaan. Kalau belum dapat pekerjaan, artinya menganggur. Dan istilah bekerja di rumah tidaklah dianggap sebagai ‘pekerjaan’ yang sesuai dengan pandangan umum.  Can you imagine how ‘yesterday’ that thought?

Atau jika masih berorientasi pada pola pikir lama seperti yang saya tuliskan sebelumnya di atas. Saya sama sekali tidak mengatakan bahwa bekerja sebagai PNS atapun pekerjaan kantoran dan pekerjaan umum lain adalah pekerjaan yang tidak lebih baik. Pekerjaan apapun selama jalannya halal, tetaplah pekerjaan yang baik. Tidak peduli itu pekerjaan kantoran atau rumahan, pakai seragam ataupun dasteran. Termasuk untuk bekerja di rumah yang sering dipandang sebelah mata. Dan bekerja di rumah, apapun bidangnya selama bisa menghasilkan sesuatu yang dapat dinilai dari segi finansial, tetaplah namanya sebuah pekerjaan, dan itu tetap layak untuk diapresiasi.

Sebagai calon sarjana yang lagi mau skripsi *uhuk, saya sudah merencanakan banyak hal. Salah satunya adalah pekerjaan saya di masa yang akan datang setelah perkuliahan selesai nanti.  Lantas apa yang sebenarnya paling saya inginkan saat bekerja?

Saya menyadari bahwa yang paling saya inginkan adalah saya menikmati pekerjaan tersebut dan profesional di bidangnya. ‘Follow your passion’ sedang jadi trend saat-saat ini. Bekerja di perusahaan swasta? Sepertinya menjanjikan. Tapi entah kenapa itu juga membosankan bagi saya. Saya tidak suka terkekang rutinitas yang begitu-begitu saja. Bagaimana kalau saya hanya  terpaku untuk bekerja pada sebuah ruangan yang bahkan tidak mendukung mood saya untuk bekerja lebih optimal. Bagaimana jika tiba-tiba untuk mendapatkan ide yang lebih cemerlang saya perlu ruangan khusus atau justru perlu memasak sesuatu terlebih dahulu untuk membuat me-refresh pikiran saya? Uh, bagaimana jika saya tidak suka susunan kursi atapun bentuk meja yang saya dapatkan nanti? Bukannya tidak bersyukur sih, takutna salah fokus. Harusnya saya fokus pada pekerjaan yang dikasih si Bos, malah saya sibuk memikirkan hal yang sebenarnya penting bagi saya, karena menganggu dan perlu diperbaiki.

Apalagi karena menulis adalah salah satu yang menjadi bagian diri saya yang tidak bisa saya lepaskan. Sudah rahasia umum, jika sudah terbiasa menulis, idenya bisa datang kapan saja dan tergerak untk menuliskannya pun bisa datang kapan saja. Jika tidak segera dituliskan maka ide-ide tadi hanya akan menjadi dialog yang singgah sebentar di kepala. Baiklah saya bisa mengutamakan pekerjaan utama di kantor secara profesional, tapi tentu saja harus ada yang dikorbankan. Waktu saya untuk menulis akan saya kesampingkan sampai ada waktu luang.  Waktu luang lah yang sulit sekali didapat oleh karyawan kantoran, apalagi waktu luang yang fleksibel.

Kemudian saya merasa akhir-akhir ini saya lebih tertarik pada art and design. Sekalipun itu bukan kemampuan utama saya, tapi saya tahu bahwa saya menyenangi kombinasi warna dan bentuk, senang sekali menyusunnya, dan jika stress sekalipun dengan disain, saya senang dengan keadaan stressnya. Dan satu lagi, saya menyukai deadline di bidang kreatif yang dikejar-kejar dan diburu waktu. Keren sekali bawaannya.

Jika seperti itu sifat saya, maka bekerja di rumah sebagai creativepreneur profesional bisa menjadi pilihan saya ke depannya! Karena saya memutuskan untuk profesional, maka saya akan total disini, akan menjadi workaholic sekalipun di rumah sendir!

Apalagi melihat perkembangan yang ada, dunia kreatif sedang menjadi sorotan banyak pihak untuk dijadikan komoditi yang mempunyai nilai jual. Dan dunia art and design termasuk bidang yang sangat luas yang dapat mencakup kemana saja. Yang saya tekankan disini adalah pola pikir disainer-nya yang luas dan dapat menyentuh berbagai bidang. Katakanlah seperti perancang konsep event organizer, wedding organizer, disain interior, ataupun detail-detail ruangan yang butuh disain khusus. Semuanya adalah pekerjaan di bidang kreatif yang butuh sentuhan art and design. Pekerjaan seperti itu dapat saya kerjakan di mana saja, termasuk di rumah.

Ada beberapa point penting mengapa bekerja di rumah bisa menjadi sangat menyenangkan. Pertama, rumah bagi saya adalah salah satu tempat paling nyaman untuk diri dan keluarga kita. Kita bisa membawakan suasana nyaman rumah sekaligus untuk ‘kantor’  kita dan menjadikannya pemicu atmosfer bekerja yang baik. Ini akan mendukung pekerjaan saya untuk mendisain yang notabene butuh suasana yang nyaman dalam pengerjaannya.

Kemudian waktu akan sangat fleksibel. Dan kita bisa membagai semau kita kapan untuk rumah, dan kapan yang untuk bekrja. Kita bisa menselang-selingi waktu untuk memasak kemudian membuat konsep disain. Ketika saya lelah, saya bisa istirahat tidur siang dan ketika saya tiba-tiba punya ide jam dua pagi sekalipun, saya bisa melaksanakan pekerjaan saya.

Dan memasak! Saya termasuk orang rumahan yang lebih suka keluarganya makan di rumah daripada makan di luar. Dan saya suka sekali bisa memasakkan seluruh anggota keluarga saya. dengan bekerja di rumah, akan lebih memungkinkan hal ini dapat terjadi sesuai dengan jadwal-jadwal makan di keluarga. Boleh jadi, ini bisa menjadi lahan bisnis yang baru. Saya bisa membuka bisinis bakery misalnya? Hehe.

Menulis pun juga akan dialokasikan waktunya disini. Saya sudah lama bercita-cita ingin mempunyai buku yang saya tulis sendiri. Dan kapan pun idenya datang, saya siap untuk mengeksesekusinya kapan saja. Saya tidak perlu ribet menyimpan ide di saat saya harus berkutat pada pekerjaan wajib yang datang dari orang lain.

Dan yang paling menyenangkan bagi saya adalah saya bisa menjadikan rumah sebagai kantor ‘profesional’ yang sangat fleksibel! Saya tentunya akan menentukan ruangan tertentu yang akan menjadi tempat saya bekerja alias ‘kantor’ saya. Dan saya bisa mendisainnya sesuka hati saya, sesuai dengan keinginan saya. Disain suatu ruangan benar-benar bayak pengaruhnya untuk mood saya dalam bekerja. Untuk hal ini saya diinspirasi oleh salah satu fashion blogger, Diana Rikasari yang mendisain salah satu ruangan di rumahnya menjadi ruangan kerja yang sangat nyaman dan cheerful. Mudah-mudahan saya rumah yang dimana mempunyai ruangan kerja yang dapat saya disain sendiri nantinya. Amin :D Kita bisa mendisain ruangan sekaligus menumbuhkan dan menstimulus ide-ide untuk pengerjaan konsep disain disini. Tidak terbayang jika ‘ruangan kantor orang lain’ yang harus digunakan untuk dihias dan di-cheerful-kan.

 

Saya belum sempat membaca “Sukses Bekerja Dari Rumah” karya Brilyantini. Tapi buku ini benar-benar menarik perhatian saya yang memang sedang tertarik pada home-creativepreneur. Pastinya akan banyak sekali panduan dan tips yang bermanfaat yang bisa saya terapkan dari buku ini. Karena katanya penulis buku ini sudah menerapkan bagaimana efektif dan efisiennya bekerja dari rumah. Tidak hanya pemilihan ide pekerjaan, tapi cara mengelola pekerjaan tersebut, baik dari segi waktu, finanasial, keluaraga dan lainnya. Buku ini akan sangat bermafaat bagi kita-kita yang memang sedang atau akan mempersiapkan diri untuk home-preneur. Penasaran banget sama buku ini dan tidak sabar ingin mempraktekannya.

Semangat yaa buat kamu-kamu yang ingin home-preneur! Ingat pendidikan tinggi tidak hanya dibutuhkan oleh orang kantoran, tapi untuk orang yang kerjanya juga dasteran :))

Kalau orang lain bisa membuat pesawat NASA, kenapa jika hanya untuk bekerja di rumah, kita bilang tidak bisa? (yang relatif lebih mudah daripada membuat pesawat NASA)



  

No comments:

Post a Comment