Tuesday, January 12, 2016

Cerita KKN: Manggung



Penampilan pembuka untuk LDK di MTS Nurul Iman, Kemuning Muda, Riau

Hahaha ini foto pas gue ‘manggung’ pertama kali setelah sekian tahun sejak kuliah gue gak pernah lagi nyentuh aktifitas musik dan tidak pernah bernyanyi lagi… kecuali di kamar mandi. Kecuali di acara-acara kampus yang microphone-nya gue bajak saat semua orang istirahat.

Lagu yang kami bawakan pada saat itu adalah Curi-Curi Pandang sambil berjalan masuk ke aula. Kemudian lagu Laskar Pelangi (Nidji) dan Jangan Menyerah (D'masiv). Suasana jadi haru dan heart melting setelah itu. Habis gue nyanyi, sepulang sekolah ada anak kelas delapan yang ngasih bunga entah apa kayaknya dicabut sembarangan di sekitar sekolah mereka yang memang banyak semak-semaknya =..= Bodo amat sama bentuk bunganya, yang penting apresiasinya :3 Berasa banyak fans. Atau jangan-jangan mereka fans-nya Hafiz yang ganteng dan Sandres yang petikan gitarnya yang membuat orang merasa aw-maybe-I’m-falling-in-love?

Parahnya, kayaknya mereka lebih banyak ngefans ke Afdal yang justru malah gak ngapa-ngapain. Walah. Nyanyi aja dia gak pernah.

“Kenapa gak ngefans sama Bang Hafiz aja? Kan gantengan Bang Hafiz” gue rada provokatif.
“Bang Afdal pendiam kak” kata mereka. Hahahaha. Gue ketawa, terus nyahut dalam hati. Belum pernah dibangke-bangke-in sih kalian.
 “Tapi Bang Agi juga lucu kak. Ganteng juga. Suara Bang Agi juga bagus”
“Abang Frans sama Bang Jep juga baik”
“Tapi kalau di rumah, aku suka diajarin sama Bang Rizki”
“Bang Ricko kenapa gak pernah keliatan, Kak?”
*Celotehan puber anak-anak SMP yang pada baper sama abang-abang KKN.

Memang dah anak-anak SMP jaman sekarang =..=


Oya, lanjut soal nyanyi.

Terharu banget ketika gue disuruh nyanyi saat itu. Rasanya udah lama gak bisa kayak beginian. Kalaulah bukan karena Bang Jefri yang pertama kali bilang suara gue ‘bagus’ saat gue lagi masak di dapur, kemudian didukung oleh Agi dengan bilang hal yang sama,

kalaulah bukan karena Rizki dan Sandres yang sabar mencarikan patokan nada untuk suara gue yang gak jelas nadanya ada dimana,

kalaulah bukan kerena Hafiz, Dian dan Oktri yang jadi partner gue nyanyi dan ‘latihan vocal’ dimana suara mereka juga pada bagus banget, dan mereka juga ikut mendukung untuk gue nyanyi

kalaulah bukan karena Afdal yang memasukkan gue ke tim yang akan ‘manggung’ saat LDK untuk anak-anak MTS,

mungkin gue masih tetap gak percaya diri (lagi) buat nyanyi. Seriously. Gue sempet diolok-olok abis sama bang Joni dan Bang Rian ketika gue gak sengaja nyanyi dengan serius. Mereka berlagak juri yag lagi liat peserta audisi. “Kalau aku sih YES aja. Untuk lagu kematian kayaknya cocok yaa” atau sempat dibilangin, “Pea ikut aubade enam tahun? Aku gak pernah loh mendengar suara Pea sebagai suara yang bagus untuk nyanyi. Nyanyi aja banyak alaynya”. Paling parah, “Udahlah Pea jangan nyanyi lagi. Geli aku dengarnya”.  Ini serius paling ngenak banget. Setelah itu, selain untuk seru-seruan alay gak jelas, gue gak mau lagi nyanyi baik-baik depan umum.

Becanda sih ngomongnya. Tapi tetap mati karakter dah gue dibuatnya.


Dokumentasi seadanya dengan gadget seadanya -..- Muka gue kok kayaknya susah banget -..-


Gue tau ketika mereka bilang, “Nanti kalau kita udah balik ke Pekanbaru, expo di fakultas manapun, kita harus manggung yaa. Janji yaa?”, kemungkinan besar sulit tercapai karena kami akan kembali pada kesibukan masing-masing.  Tapi itu sudah cukup membuat gue merasa bisa dipercaya untuk nyanyi. Sekalipun Sandres bilang, kalau mau mencari nada untuk Pea di piano, maka nada untuk Pea dicari dari tuts hitam. Atau lebih baik gak diiringi alat musik, katanya. Good listening, but weird. Bodo amat. Gue sudah sangat-sangat-sangat bersyukur bisa nyanyi dan latihan sama mereka.

It’s not about being good when you’re singing, it’s about being good listened by some people. *And it’s really enough (for my level haha)

Latihan lagi di kantin menjelang 'manggung' :D

Btw soal KKN, sebenarnya dari kemaren-kemaren gue udah pengen posting banyak hal tentang KKN. Beberapa ada yang udah gue jadiin draft. Entah itu tentang anak-anak desanya, kejadian-kejadian lucu dan gak masuk akal di posko (alias rumah KKN-nya), menu masakannya, lagu-lagunya, 17 agustusannya, bakar ayam ‘ala tentara’ tengah malam, ulang tahun Frans, drama kumbara gue menjelang bikin LPJ (gue sekretaris. Bangke memang). Namun berhubung gue mengalami baper yang cukup mendalam saat meninggalkan desa, gue rasa gue butuh menata hati terlebih dahulu sampai akhirnya gue bisa nulis dan posting hal ini dengan hati yang ringan*halah.­­­­

So untuk sementara ini dulu. Nanti kalau ada yang lain, gue posting lagi. See you! Chao :D

Let’s forget our area codes
The way we speak
Or how we wear our clothes
It doesn’t matter to me
Just like a song
Music knows no boundaries
No colouring books or family trees
So won’t you sing along

(Oreo-Sing with Me feat Zee Avi, GAC, Up Dharma Down)

1 comment: