Harusnya saya belajar sekarang. Tapi saya juga harus
menulis. Maka baiklah.
Saya yakin bahwa apa yang saya pilih dan saya jalani
sekarang adalah atas dasar Allah yang menuntun serta mengarahkan. Tugas saya
adalah menjalani dan merasakan. Selebihnya ikhlaskan semuanya hanya karena
Allah. Cukup hanya karena Allah.
Di satu sisi saya harus memaksimalkan diri sebagai mahasiswa
akademis. Belajar dengan detail, memahami pelajaran, merasakan euforianya, dan
dapat IP yang pantas. Di satu sisi lain saya merasa harus belajar di luar
akademis. Mengabdi pada masyarakat dan berusaha berguna bagi banyak orang. Saya
tetap pada pendirian saya. Biarlah kecil saja peran kita. Biar kecil, tapi
tetap bisa bermanfaat bagi banyak orang. Karena pertolongan-pertolongan kecil
yang kita lakukan akan bersinergi dengan pertolongan lain sehingga menjadi
besar dan orang bisa merasakan dampaknya.
Pada sisi ini saya merasa trade-off alias dilemma. Jika
masuk kelas adalah upaya di bidang akademik, maka untuk di luar akademik,
organisasi dan kegiatan kemahasiswaan adalah upayanya. Masalahnya, menurut
sebagian orang, pilihan ke dua akan menghabiskan waktu saya untuk belajar.
Nah, bagaimana saya
bisa mengabaikan fakta bahwa pada pilihan ke dua itu masih tetap belajar namanya? Dalam hal ini saya
harus memperbaiki diri. Menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Melatih diri
memanajemen waktu. Membiasakan diri menghadapi tekanan. Membaca
sebanyak-banyaknya. Menulikan telinga dari kalimat negative, menjaga kesehatan
di tengah deadline. Itu tetap belajar
namanya kan?
Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk keduanya. Yang
paling penting adalah TIDAK MENGABAIKAN SALAH SATU DIANTARANYA. Berat
memang. Beberapa orang dengan sakartis bilang nggak mungkin. Tapi menurut saya,
disini malah dapat bonus kesempatan untuk belajar menyeimbangkannya. Namanya
manusia, tersandung sedikit-sedikit di awal itu biasa. Kita juga tidak bisa
sempurna. Allah kan tidak meminta kita untuk menjadi sempurna. Tapi meminta
kita untuk menjadi yang lebih baik. Untuk menjadi lebih baik itu selalu punya
tahapan.
Insya Allah saya sudah berusaha semaksimal mungkin.
Semaksimal batas kesehatan dan pikiran yang bisa saya berikan. Kalau sudah pada
batas, maka Allah yang akan meneruskan dan memberikan yang terbaik.
Tidak apa-apa. Manusia melihat hasil. Tapi Tuhan melihat
proses.
KEEP SPIRIT!! (9҂ ‵□′)9
Semangat Berkarya Adinda...........
ReplyDeleteterima kasih. semangat berkarya juga teman-teman :))
DeleteTetap semangat, kak!
ReplyDelete