Wednesday, June 25, 2014

Masih Tetap Belajar Namanya, kan?


Harusnya saya belajar sekarang. Tapi saya juga harus menulis. Maka baiklah.

Saya yakin bahwa apa yang saya pilih dan saya jalani sekarang adalah atas dasar Allah yang menuntun serta mengarahkan. Tugas saya adalah menjalani dan merasakan. Selebihnya ikhlaskan semuanya hanya karena Allah. Cukup hanya karena Allah.

Sekarang saya dihadapkan pada kondisi yang sulit.

Di satu sisi saya harus memaksimalkan diri sebagai mahasiswa akademis. Belajar dengan detail, memahami pelajaran, merasakan euforianya, dan dapat IP yang pantas. Di satu sisi lain saya merasa harus belajar di luar akademis. Mengabdi pada masyarakat dan berusaha berguna bagi banyak orang. Saya tetap pada pendirian saya. Biarlah kecil saja peran kita. Biar kecil, tapi tetap bisa bermanfaat bagi banyak orang. Karena pertolongan-pertolongan kecil yang kita lakukan akan bersinergi dengan pertolongan lain sehingga menjadi besar dan orang bisa merasakan dampaknya. 

Pada sisi ini saya merasa trade-off alias dilemma. Jika masuk kelas adalah upaya di bidang akademik, maka untuk di luar akademik, organisasi dan kegiatan kemahasiswaan adalah upayanya. Masalahnya, menurut sebagian orang, pilihan ke dua akan menghabiskan waktu saya untuk belajar.

 Nah, bagaimana saya bisa mengabaikan fakta bahwa pada pilihan ke dua itu masih tetap belajar namanya? Dalam hal ini saya harus memperbaiki diri. Menuntut ilmu sebanyak-banyaknya. Melatih diri memanajemen waktu. Membiasakan diri menghadapi tekanan. Membaca sebanyak-banyaknya. Menulikan telinga dari kalimat negative, menjaga kesehatan di tengah deadline.  Itu tetap belajar namanya kan?

Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk keduanya. Yang paling penting adalah TIDAK MENGABAIKAN SALAH SATU DIANTARANYA. Berat memang. Beberapa orang dengan sakartis bilang nggak mungkin. Tapi menurut saya, disini malah dapat bonus kesempatan untuk belajar menyeimbangkannya. Namanya manusia, tersandung sedikit-sedikit di awal itu biasa. Kita juga tidak bisa sempurna. Allah kan tidak meminta kita untuk menjadi sempurna. Tapi meminta kita untuk menjadi yang lebih baik. Untuk menjadi lebih baik itu selalu punya tahapan.

Insya Allah saya sudah berusaha semaksimal mungkin. Semaksimal batas kesehatan dan pikiran yang bisa saya berikan. Kalau sudah pada batas, maka Allah yang akan meneruskan dan memberikan yang terbaik.

Tidak apa-apa. Manusia melihat hasil. Tapi Tuhan melihat proses.

KEEP SPIRIT!!  (9҂ □′)9

3 comments: