Friday, June 24, 2016

Terimakasih untuk "Pemakan Segalanya"

"Nasinya gak usah diambil banyak banyak, nanti gak abis, tumisnya asin banget"

"Gapapa"

Nasi menggunung di piring. Saya cemas. Suapan pertama. Kunyahan pertama.

"Asin banget kan?"

"Iya" sambil menutup mata kuat-kuat dan mengerinyitkan muka. Saya jadi ikutan berkerinyit membayangkan asinnya.

Kemudian diam, tak ada komentar macam macam.

"Asin banget kan?" Saya memastikan lagi.
"Iya, asin". Kemudian masih melanjutkan makannya.

Tak lama gunungan nasi dan lauk yang sangat asin tadi sudah tandas tak bersisa. Habis tanpa sedikitpun keluhan tersisa.

"Lain kali kalau sakit gak usah masak"

Saya ingin bilang, membela diri: "Ini sih bukan karena sakit, teman satu itu nambahin royco dan dia gak tau aku udah nambahin garam sebelumnya"

Tapi untuk apa membela diri kalau dia sama sekali tidak menyalahkan?

"Iyaaa. Maaf keasinan"

"Gapapa. Makasih ya"

No comments:

Post a Comment