pada kopi yang tak pernah sanggup aku hirup
aku tumpahkan segala kepahitan akan
ketidaktahuan perasaan yang berdenyut-denyut mengerikan
lalu aku tanyakan padanya,
wahai kopi, mengapa engkau sudi
menjadi kepahitan yang dihirup oleh semua orang
tidakkah engkau malu?
Gelas itu mendekat dan berbisik
halus sekali
ini bukan perkara sudi atau tidak sudi, wahai anak gadis!
manusia yang justru candu berpahit-pahit hidup
sedangkan gula berlinang-linang di lidah ia butakan seolah-olah tak pernah merasa, seolah-olah tak pernah sengaja.
atas linangan gula yang engkau butakan, tidakkah engkau merasa malu?
atau hirup saja kopimu untuk merayakan
rasa malumu yang tak
pernah mau tahu menahu
No comments:
Post a Comment